“Koding dan Kecerdasan Artifisial Masuk Kurikulum: Menyiapkan Generasi Melek Teknologi”

·

·

,

(Semarang, BBPMP Provinsi Jawa Tengah, 16/5/2025). Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran telah menetapkan arah pembangunan nasional lima tahun ke depan dengan nama Asta Cita. Salah satu fokus dalam pembangunan tersebut adalah memperkuat sumber daya manusia dan memperkuat IPTEK. Untuk mendukung pencapaian Asta Cita tersebut Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menginisiasi tujuh program prioritas mulai dari: 1) wajib belajar 13 tahun dan pemerataan kesempatan pendidikan; 2) pemenuhan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan; 3) peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan guru; 4) penguatan pendidikan karakter; 5) penguatan pendidikan literasi, numerasi, dan sains teknologi; 6) pengembangan talenta dan prestasi; dan 7) pembangunan kebahasaan dan kesastraan.

Salah satu implementasi program prioritas yang disiapkan Kemendikdasmen untuk menyiapkan generasi yang melek teknologi yaitu pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) dalam kurikulum. Tujuan diperkenalkannya pelajaran KKA adalah meningkatkan literasi digital, meningkatkan kemampuan berpikir komputasional dan meningkatkan pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial secara produktif dan bertanggung jawab. Pelajaran KKA akan diajarkan pada jenjang SD mulai dari kelas 5 dan 6, jenjang SMP kelas 7, 8, 9; dan jenjang SMA/SMK kelas 10, 11, 12. Satuan pendidikan dalam penerapkannya dapat memilih satu dari tiga opsi pembelajaran KKA yaitu sebagai mata pelajaran pilihan, terintegrasi denagn mapel yang ada, atau sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

Ada tiga pendekatan pembelajaran KKA yang meliputi 1) internet based, pendekatan ini cocok untuk sekolah dengan infrastruktur lengkap mulai dari komputer, jaringan, dan guru yang terlatih. Siswa secara langsung diperkenalkan pada aplikasi nyata seperti AI tools, simulasi coding, dan pembelajaran berbasis LMS; 2) berbasis perangkat (pluged), pembelajaran menggunakan teknologi namun bersifat terbatas. Metode ini berfokus pada keterampilan teknis dasar dengan aplikasi offline di laboratorium komputer. Contoh implementasi menggunakan software seperti Scratch Desktop, python offilne IDE (seperti Thonny), atau micro:bit offline; Simulasi algoritma melalui visual block programming tanpa akses daring; Praktik pengolahan data sederhana dan logika pemrograman langsung di perangkat; dan 3) tanpa perangkat (unpluged), metode ini cocok untuk sekolah yang belum memiliki perangkat dan infrastruktur memadai, tanpa listrik atau internet. Berfokus menanamkan logika berfikir komputasional melalui pengalaman konkret dan menyenangkan. Contoh implementasi seperti permainan algoritma berurutan (misal: menyusun langkah membuat roti, kegiatan “program Si Robot” dimana siswa memberi instruksi langkah ke temannya secara tertulis, atau melalui pengenalan AI melalui cerita bergambar yang membandingkan cara berpikir manusia dan mesin. Ketiga strategi pembelajaran KKA tersebut dibuat agar sekolah dengan berbagai tingkat kesiapan tetap bisa mengimplementasikan secara maksimal.

Pembelajaran KKA terbagi menjadi empat konsep meliputi: 1) berpikir komputasional, yaitu konsep berpikir komputasional melibatkan proses memecah masalah besar menjadi lebih kecil (dekomposisi), mengenali pola dalam data atau masalah (pattern recognition), menyaring informasi relevan (abstraksi) dan menyusun solusi secara logis menggunakan langkah-langkah (algoritmic thinking); 2) pemrograman dan koding, proses ini mencakup penulisan, pengujian, dan pengembangan aplikasi yang melibatkan logika, algoritma serta struktur data; 3) kecerdasan artifisial, yaitu kemampuan sistem untuk menginterprestasikan data eksternal, belajar data data tersebut dan menggunkan pembelajaran ini untuk mencapai tujuan tertentu; dan 4) praktik pembelajaran, yaitu pembelajaran KKA dapat dilakukan dengan berbagai metode mulai dari pluged coding, unpluged coding, dan intenet-based coding.

 

Capaian Pembelajaran KKA

Ada enam elemen mata pelajaran yang diajarkan dalam pelajaran KKA dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK meliputi berpikir komputasional, literasi digital, literasi dan etika kecerdasan artifisial, pemanfaatan dan pengembangan kecerdasan artifisial, algoritma pemrograman dan analisis data. Untuk kelas 5-6 SD, kelas 7,8 dan 9 SMP akan diajarkan empat elemen saja yaitu berpikir komputasional, literasi digital, literasi dan etika kecerdasan artifisial, pemanfaatan dan pengembangan kecerdasan artifisial; sedangkan untuk kelas 10, 11, dan 12 SMA/SMK akan diajarkan seluruh elemen mata pelajaran KKA. (IM)


Layanan Prioritas
Kelompok Rentan

Helpdesk
Kemdikbud