Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti juga  menyampaikan terkait pelaksanaan Pokja Manajemen Operasional (PMO) yang telah dilaksanakan di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan.

“BBPMP Jawa Tengah dalam melaksanakan PMO di Kabupaten/Kota secara luring dengan cara memberikan penugasan kepada Wali Wilayah yang bertugas mendampingi daerah. Semua staf ASN diberikan tanggungjawab menjadi Wali Wilayah sesuai dengan daerah penugasan sehingga memudahkan semua informasi dari Kemendikbudristek terkait PMM, IKM, PSP, PBD, Rapor Pendidikan,ANBK, BOS dll bisa dibahas dalam PMO di Daerah”. Terangnya kepada Tim BPMP Kalsel

Nugraheni juga menambahkan bahwa BBPMP Jateng memiliki 72 Widyaprada dan 135 pelaksana, yang sudah tergabung dalam 5 Pokja BBPMP Jateng. Semua anggota Pokja ini adalah gabungan dari ASN ex LPMP dan ex PP PAUD dan Dikmas yang mendukung terimplementasinya setiap kebijakan Kemendikbudristek di Kabupaten/Kota dan semua mereka menguasai dengan baik setiap materi terbaru tentang pendidikan yang bisa menjadi materi sesuai kebutuhan daerah.

“Waliwilayah yang berjumlah 6-7 orang di setiap Kabupaten/Kota,  bertugas di  daerah untuk memastikan Terimplementasinya kebijakan Kemendikbudristek ke daerah melalui PMO (Pokja Manajemen Operasional). Masing-masing Waliwilayah memiliki peran untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan materi penugasan yang berkembang setiap bulannya saat melaksanakan PMO dengan daerah”. Tambahnya.

Terkait tentang Konsultatif Asimetris ke daerah yang sudah sudah dilaksanakan merupakan upaya sinergi di tim Waliwilayah dengan menerapkan social style dan mengimplementasikan power map sehingga memudahkan komunikasi dan capaian hasil di PMO. Waliwilayah di BBPMP menjadi kunci dalam melaksanakan program dari Kemendikbudristek di daerah sebagai pembawa komunikasi yang mudah diterima oleh daerah terkait masalah kebijakan.

“Semua anggota sudah tergabung dalam Pokja dan sudah ada SK Pokja pada masing-masing yang diketuai oleh Widyaprada dan sebelumnya Pokja di BBPMP Jateng sudah berjalan sesuai Tupoksi. Kami juga memiliki Wali Wilayah yang melalui PMO melaksanakan Konsultatif dan Asimetris sesuai Tupoksinya, mereka memiliki kewenangan cukup sebagai wakil kami di daerah. Mereka bisa memberikan materi yang dibutuhkan oleh daerah baik mengenai PSP, IKM, PBD, Rapor Pendidikan, BOS, ANBK dll sehingga semua masalah di Kabupaten bisa diselesaikan saat PMO”. Jelas Bu Heni saat diskusi di Ruang Kartini

Putut J. Wibowo dari BBPMP Jateng yang juga merupakan tim WBBM dan sekaligus menggawangi urusan PMO menambahkan bahwa eskalasi di daerah yang berhubungan dengan PSP sekarang bisa diselesaikan di tingkat UPT sehingga peran Waliwilayah di daerah sangat dominan dalam komunikasi menyelesaikan masalah ini agar masalah di sekolah PSP segera diselesaikan dengan cepat dan tuntas dan dukungan pelaksanaan PMO di Daerah ini sangat penting karena itu menjadi pintu masuk segala macam penyelesaian masalah di Kabupaten/Kota.

“Semua kegiatan PMO di Kabupaten sudah dipegang oleh Dinas Pendidikan, kita UPT hanya menyesuaikan dengan kebutuhan Kabupaten sehingga masalah yang didiskusikan dengan daerah bisa efektif dan efisien termasuk penyelesaian adoption rate PMM”. Terangnya.

Syaifulloh, Konsultan BBPMP Jateng menambahkan bahwa konsultan memiliki peran untuk mendampingi Waliwilayah di Kabupaten melaksanakan Konsultatif Asimetris dengan pemangku kepentingan pendidikan di daerah agar ada dukungan dari daerah berupa anggaran dan regulasi yang mendukung PSP dan IKM dalam peningkatan mutu pendidikan.

Kepala BPMP Sulsel dan rombongan mendapat penjelasan utuh sesuai harapan melakukan study tiru termasuk berbagai dokumen yang dibutuhkan agar bisa menjadi bahan diskusi. Berharap apa yang dilaksanakan BBPMP Jateng dalam meraih WBBM dan melaksanakan PMO secara luring dan Konsultatif Asimetris di daerah bisa menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi BPMP Sulsel dan seterusnya bisa meraih cita-cita yang diinginkan meraih WBBM.