By: Dr. MRT (Mampuono R. Tomoredjo)
Ditulis dengan strategi Tali Bambuapus Giri
E. Langkah-langkah dalam Strategi Tali BambuApus Giri
Strategi Tali BambuApus Giri adalah sebuah rencana langkah-langkah untuk merancang, membuat, mengedit dan merevisi serta mempublikasikan hasil hasil literasi secara digital dengan bantuan teknologi. Pendekatan menulis atau berliterasi produktif yang diadopsi dalam strategi ini adalah pendekatan menulis berbasis proses. Pendekatan ini meliputi lima langkah, yaitu prewriting, drafting, editing, revising, dan publishing. Di dalam strategi Tali BambuApus Giri pendekatan tersebut dikembangkan menjadi sembilan langkah. Berikut ini langkah-langkah implementasi Strategi Tali BambuApus Giri:
1. Instalasi Aplikasi Pendukung
Mulailah dengan menginstal aplikasi yang diperlukan, termasuk Mesin Speech-to-Text (STT) untuk mengubah suara menjadi teks, Text-to-Speech (TTS) untuk mengubah teks menjadi suara, Chatbot AI untuk membantu pengembangan hasil literasi produktif, dan QR Code Generator untuk membuat kode QR.
Gambar: Beberapa aplikasi pendukung implementasi strategi Tali BambuaApus Giri.
2. Prewriting
Tahap Prewriting merupakan landasan penting dalam proses kreatif menulis. Pada tahap ini, ide atau topik karya ditentukan, kerangka tulisan dibangun, dan poin-poin kunci yang ingin disampaikan diidentifikasi. Tahap ini seperti meramu fondasi sebelum memulai konstruksi karya tulis, di mana ide-ide tumbuh dan berkembang sebelum diwujudkan dalam kata-kata yang memikat dan berarti.
3. Drafting dengan STT
Awali penulisan atau pembuatan draf (drafting) dengan menggunakan mesin Speech-to-Text (STT), di mana saat berbicara di depan mesin itu maka kata-kata yang diucapkan akan berubah langsung menjadi teks. Ini merupakan langkah awal yang penting dalam mengefisienkan waktu, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kreativitas dalam proses penulisan. Dengan metode ini, setiap ungkapan lisan seketika diubah menjadi teks tanpa terjeda dengan proses menggerakkan jari jemari untuk mengetik, mendorong produktivitas dan kualitas penulisan yang jauh lebih baik dari menulis secara manual.
4. Editing dan Revising dengan AI
Memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam proses editing dan revising adalah solusi efisien. Proses editing biasanya lebih mengutamakan pembenahan pada fisik tulisan, sedangkan proses revising lebih pada aktivitas pembenahan isi tulisan. AI mampu mendeteksi dan memperbaiki kesalahan tata bahasa, serta memberikan saran perbaikan, memastikan kualitas tulisan meningkat secara signifikan dan mempercepat proses editorial. Inovasi ini berpotensi mengubah lanskap penulisan dengan cara yang menarik dan efisien.
5. Proofreading dengan TTS
Melakukan proofreading atau melakukan penelaahan akhir pada keseluruhan teks dengan memanfaatkan mesin Text-to-Speech (TTS) adalah langkah esensial berikutnya setelah proses editing. Dengan TTS, penulis memiliki kesempatan untuk mendengarkan kembali tulisannya. Hal ini memberikan keunggulan dalam mendeteksi kesalahan tata bahasa, mengurangi redundansi, dan menjaga kohesi dan koherensi alur tulisan. Dengan pendekatan ini, kesalahan yang mungkin terlewatkan secara visual dapat terungkap melalui pendengaran, memastikan kualitas dan keberlanjutan penulisan yang lebih baik. Teknologi TTS memberikan dimensi tambahan dalam proses revisi yang esensial dalam produksi teks yang berkualitas.
6. Publishing ke Ranah Online
Menerbitkan tulisan secara online adalah langkah penting dalam literasi produktif. Setelah menyelesaikan dan memeriksa tulisan, tindakan berikutnya adalah membagikannya melalui platform online seperti blog, situs web, atau media sosial. Ini menciptakan tautan yang memungkinkan akses terbuka bagi pembaca, memungkinkan penulis untuk menyebarkan ide dan pengetahuan mereka secara lebih luas, serta berinteraksi dengan komunitas yang serupa minatnya. Dengan demikian, penerbitan online menjadi elemen integral dalam dunia penulisan modern yang berkembang pesat.
7. Mengubah Link Akses Menjadi QR Code
Mengonversi tautan akses hasil literasi produktif online menjadi kode QR melalui QR Code Generator adalah langkah praktis dan efisien. Kode QR adalah representasi visual dari tautan, yang memudahkan pembaca untuk mengakses hasil literasi produktif. Dengan cara ini, pembaca dapat dengan cepat memindai kode QR dengan perangkat mereka dan langsung diarahkan ke hasil literasi produktif yang dibagikan. Hal ini memperluas jangkauan dan memudahkan akses pada literasi produktif dengan efisiensi teknologi.
8. Mencetak QR Code
Mencetak kode QR yang dihasilkan pada langkah sebelumnya merupakan langkah penting dalam pengembangan literasi produktif. Kode QR berfungsi sebagai pintu akses praktis untuk menjelajahi karya literasi yang diunggah online oleh pelaku literasi lainnya. Dengan mencetaknya, menciptakan alat fisik yang memungkinkan promosi, distribusi, dan berbagi informasi literasi secara lebih efektif, mendorong pertumbuhan kolaboratif dalam dunia literasi produktif.
9. Menempel QR Code untuk Dipindai
Menempelkan kode QR pada tempat-tempat strategis, seperti poster, brosur, atau lokasi fisik lainnya, menjadi jembatan penting antara literasi produktif dan dunia nyata. Ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah mengakses pustaka digital, mengundang eksplorasi, dan menyatukan literasi produktif dengan dunia fisik secara interaktif.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pengguna strategi Tali BambuApus Giri dapat membuat, menyunting, dan mempublikasikan tulisan secara efisien dengan dukungan teknologi.
F. Kesimpulan
Strategi Tali Bambu Apus Giri adalah contoh konkret bagaimana literasi produktif, teknologi, Kolaborasi, dan kearifan lokal dapat bersinergi untuk mendukung perkembangan masyarakat. Dalam praktiknya, literasi produktif memberikan alat untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan relevan, teknologi membuka akses ke pengetahuan dan distribusi yang lebih luas, sementara pentingnya Kolaborasi terletak dalam kolaborasi aktif antara pemangku kepentingan dan komunitas, yang bersama-sama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk peningkatan literasi produktif. Keberlanjutan dan akar budaya pada pendekatan ini diwujudkan melalui kearifan lokal, yang memastikan bahwa pendekatan tersebut sesuai dengan nilai-nilai dan budaya setempat. Strategi Tali BambuApus Giri adalah contoh nyata tentang bagaimana pendekatan berbasis budaya, teknologi, Kolaborasi, dan kearifan lokal dapat memberikan dampak yang kuat dalam mempercepat peningkatan literasi masyarakat secara menyeluruh.
Daftar Pustaka
Awwalina, N. M., & Indana, S. Development of QR Code Based Interactive E-module to Train Class X High School Student’s Science Literacy Skills in Ecosystem Topics.
Bos, C. S., Mather, N., Narr, R. F., & Babur, N. (1999). Interactive, collaborative professional development in early literacy instruction: Supporting the balancing act. Learning Disabilities Research & Practice, 14(4), 227-238.
Budiono, B., Rachmaniyah, N., & Anggraita, A. W. (2021). Ornamen Masjid Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan Sendang. Jurnal Desain Interior, 6(1), 15-24.
Darwin, D., & Ansoriyah, S. (2021). Penerapan Aplikasi Berbahasa Indonesia Pembawa Pengetahuan dengan Literasi Produktif Berbasis IT. Journal of Syntax Literate, 69(12).
Draper, R. J., Broomhead, P., Jensen, A. P., & Nokes, J. D. (2012). (Re) imagining literacy and teacher preparation through collaboration. Reading Psychology, 33(4), 367-398.
Druga, S., Vu, S. T., Likhith, E., & Qiu, T. (2019). Inclusive AI literacy for kids around the world. In Proceedings of FabLearn 2019 (pp. 104-111).
Gito, G. (2019). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Hasil Wawancara Melalui Penggunaan Metode Menemu Baling Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Selorejo Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, Universitas Widya Dharma).
Gluck, R., & Fulcher, J. (2006). Literacy by Way of Automatic Speech Recognition. In Advances in applied artificial intelligence (pp. 68-119). IGI Global.
Hagen, A., Pellom, B., Van Vuuren, S., & Cole, R. (2004). Advances in children’s speech recognition within an interactive literacy tutor. In Proceedings of HLT-NAACL 2004: Short Papers (pp. 25-28).
Hairul, M. (2017). Literasi Produktif Berbasis IT (Mencipta Aplikasi Berbahasa Indonesia Pembawa Pengetahuan). FKIP e-Proceeding, 187-196.
Holum, A., & Gahala, J. (2001). Critical Issue: Using Technology To Enhance Literacy Instruction.
Huang, Y. C., & Liao, L. C. (2015). A Study of Text-to-Speech (TTS) in Children’s English Learning. Teaching English with Technology, 15(1), 14-30.
Huda, A. A. S. B., Abdillah, M. T., Alamudi, I. A., & Rahmattika, N. (2023, August). The ChatGPT Application Polemic Viewed from Scientific Perspective. In Proceeding International Conference on Tradition and Religious Studies (Vol. 2, No. 1, pp. 341-356).
Janes, J., Carter, D., & Memmott, P. (1999). Digital reference services in academic libraries. Reference & user services quarterly, 145-150.
Jeffs, T., Behrmann, M., & Bannan-Ritland, B. (2005). Assistive technology and literacy learning: Reflections of parents and children. Journal of Special Education Technology, 21(1), 37-44.
Kim, S. (2018). Exploring media literacy: Enhancing English oral proficiency and autonomy using media technology. Electronic media, 473, 500.
Kumar, A., Reddy, P., Tewari, A., Agrawal, R., & Kam, M. (2012, May). Improving literacy in developing countries using speech recognition-supported games on mobile devices. In Proceedings of the SIGCHI conference on human Factors in Computing systems (pp. 1149-1158).
Liveley, G. (2022). AI Futures Literacy. IEEE Technology and Society Magazine, 41(2), 90-93.
Long, D., & Magerko, B. (2020, April). What is AI literacy? Competencies and design considerations. In Proceedings of the 2020 CHI conference on human factors in computing systems (pp. 1-16).
Mampuono (2023). Peran Guru dalam Pendidikan Menuju Masyarakat 5.0. Semarang. bbpmpjateng.or.id.
Masril, M., Firdaus, F., & Saputra, A. (2023). Edukasi Pustaka Digital Pada SDN 05 Bandar Buat. Jurmas Bangsa, 1(2), 82-87.
Mazella, D., Heidel, L., & Ke, I. (2011). Integrating Reading, Information Literacy, and Literary Studies Instruction in a Three-Way Collaboration. Learning Assistance Review, 16(2), 41-53.
Michael, C. (2017). Automated Speech Recognition in language learning: Potential models, benefits and impact. Training, Language and Culture, 1(1), 46-61.
Ng, D. T. K., Leung, J. K. L., Chu, S. K. W., & Qiao, M. S. (2021). Conceptualizing AI literacy: An exploratory review. Computers and Education: Artificial Intelligence, 2, 100041.
Ng, D. T. K., Leung, J. K. L., Chu, K. W. S., & Qiao, M. S. (2021). AI literacy: Definition, teaching, evaluation and ethical issues. Proceedings of the Association for Information Science and Technology, 58(1), 504-509.
Nirmala, M. D., Isnarto, I., & Mulyono, M. (2022). Mathematical Literacy Reviewed From Self Regulated Learning on Collaborrative Problem Solving Assisted by QR Code. Unnes Journal of Mathematics Education Research, 11(2).
Park, H. J., Takahashi, K., Roberts, K. D., & Delise, D. (2017). Effects of text-to-speech software use on the reading proficiency of high school struggling readers. Assistive Technology, 29(3), 146-152.
Reeder, K., Shapiro, J., Wakefield, J., & D’Silva, R. (2015). Speech recognition software contributes to reading development for young learners of English. International Journal of Computer-Assisted Language Learning and Teaching (IJCALLT), 5(3), 60-74.
Savitri, E. N., Amalia, A. V., Prabowo, S. A., Rahmadani, O. E. P., & Kholidah, A. (2021). The effectiveness of real science mask with QR code on students’ problem-solving skills and scientific literacy. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 10(2), 209-219.
Siswayanti, N. (2016). Akulturasi Budaya pada Arsitektur Masjid Sunan Giri. Jurnal Lektur Keagamaan, 14(2), 299-326.
Su, J., Ng, D. T. K., & Chu, S. K. W. (2023). Artificial intelligence (AI) literacy in early childhood education: The challenges and opportunities. Computers and Education: Artificial Intelligence, 4, 100124.
Vidhiasi, D. M. The Combination Of “Batu Asimtut” and “T2s: Text To Voice–Read Aloud” Application To Improve Listening Skill.
Walsh, A. (2010). QR Codes–using mobile phones to deliver library instruction and help at the point of need. Journal of information literacy, 3(1), 55-65.
Wasik, J. M. (1999). Building and Maintaining Digital Reference Services. ERIC Digest.
***
(Penulis, Dr. MRT atau Dr. Mampuono R. Tomoredjo, M. Kom. adalah widyaprada BBPMP Jawa Tengah, Ketum PTIC (Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas), dan penggerak literasi dengan Strategi Tali Bambuapus Giri atau Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri Berbasis AI dengan memberdayakan metode Menemu Baling atau menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga. Penulis juga pernah menjadi juara Guru Inovatif Asia Pasific Microsoft yang terus berbagi tentang penggunaan ICT Based Learning ).